Keunikan Pulau Paskah dan Patung Batu Besar Moai di Samudera Pasifik
Pulau Paskah merupakan pulau kecil di sebelah tenggara Samudera Pasifik.
Menjadi bagian dari Chili dan menjadi pulau berpenghuni paling terpencil di dunia.
Kerap dikenal dengan nama Rapa Nui.
Pulau ini memiliki patung-patung batu besar yang menjadi ikon dari pulai ini dan diberi nama Moai.
Moai ini adalah batu monolit yang ditempatkan dengan posisi beridri, seolah mengawasi pulau selama ribuan tahun.
Pulau yang mulai dikenal berdasarkan perjalanan Jacob Roggeveen ini, diperhatikan lagi oleh pelaut-pelaut yang menjelajah Samudera Pasifik.
Dan memperhatikan jika masyarakat pulau ini memiliki kebiasaan yang sama walau berada di pulau yang berbeda.
Penampilan mereka yang tampak mirip dan umumnya dapat berkomunikasi atau memahami walau berbeda bahasa.
Lawatan Obor Paskah ke MPR, Bamsoet: Ini Rumah Kebangsaan Sejumlah teori dan asumsi dibuat untuk memahami tujuan patung-patung ini.
penduduk asli Pulau Paskah masih mengembangkan budaya pembuatan patung moai ini.
Peneliti berpendapat bahwa patung-patung ini dibuat untuk menandai sumber air tawar, jadi patung ini berfungsi sebagai penunjuk lokasi.
Di sisi lain, dosen arkeologi Universitas Cendrawasih, Hari Suroto berpendapat bahwa patung-patung ini memiliki makna sebagai leluhur pertama penduduk Rapa Nui.
Dan, sampai sekarang masih menjadi pertanyaan besar, bagaimana penduduk setempat memperoleh batu ukuran besar sebagai bahan dasar pembuatan patung itu, sedangkan di penjuru pulau itu tak ditemukan sumber batu tersebut.
Pulau yang dihuni pada 1200 silam ini ditandai dengan bukti-bukti artefak yang ada.
kemudian didatangi oleh bangsa Eropa pada 1722 yang juga menjadi masa terburuk pada masyarakat asli Pulau Paskah ini.
Berlindung pada gua-gua dan memproduksi senjata berbahan dasar obsidian.
Hanya saja belum ada kejelasan untuk tahun punahnya masyarakat asli dari pulau ini.
El Nino Intai Asia, Berdampak pada Panen Sawit dan Padi Indonesia? Penduduk pertama pulau ini diperkirakan tiba sekitar 1600 tahun lalu dan berasal dari Polinesia Timur.
Ini ditunjukkan dari DNA 12 kerangka yang ditemukan di situs arkeologi Pulau Paskah yang menunjukkan asal mereka dari Polinesia Timur.
Dan salah satu mitos yang dipercaya oleh penduduk pulau ini adalah ada Hotu Matu’a atau Orang Tua yang agung berlayar ke Pulau Paskah dan mendiami pulau ini bersama anak, istri dan keluarga besarnya.
Keluarga ini tiba di Pulau Anakena.
Pulau Paskah ini memiliki nama lain Te-Pito-Te-Henua yang artinya Pulau Ujung Negeri.
Yang kemudian menjadi dugaan baru bahwa Hotu Matu’a ini sengaja mencari pulau baru untuk dihuni oleh rakyatnya atau menjadi pelarian karena sering terjadi perang antarkelompok saat itu di pulau lain di Pasifik.
Di pulau ini vegetasi dominannya adalah pohon palem.
Yang mungkin menjadi bekal saat dibawa berlayar dan hidup di pulau baru.
Pilihan Editor: Patung Moai Baru Ditemukan di Dasar Danau Pulau Paskah